Selasa, 26 April 2011

Performance Parts Satria FU150, Buat Harian dan Balapan

OTOMOTIFNET - Memang, Satria FU dengan kapasitas mesin 150 cc boleh dibilang punya tenaga cukup untuk membawa pembesutnya ‘terbang’. Tetapi, tentu kondisi mesin standar masih belum memuaskan hasrat penggunanya. Apalagi kalau memang digunakan sebagai tunggangan adu kencang. Otomatis, perlu parts peningkat performa. Umumnya korekan ini terbagi dua, untuk sehari-hari dan untuk ajang balap.

Untuk penggunaan sehari-hari, korekan cukup dilakukan dengan porting, polish serta penggunaan komponen seperti karburator, CDI dan penggantian knalpot free flow.

Seperti dikatakan Dhidy dari D2M di kawasan Kalimalang, Pondok Kelapa, Jaktim. “Kalau korek harian sih cukup melakukan porting polish, mengganti CDI, tukar karburator serta memasang knalpot free flow saja,” ujarnya.

Hal serupa juga disebut Tomy Huang pemilik bengkel BRT di Jln Mayor Oking, Cibinong, Jabar. Menurutnya, peningkatan sebesar 1 dk sudah bisa dilakukan dengan melakukan beberapa korekan seperti disebut di atas.

Karburator favorit sepertinya tak lepas dari milik Honda NSR SP, yaitu Keihin PE 28 atau bisa juga milik Yamaha RX King Mikuni dengan venturi 26 mm. “Tentu pilihan venturi lebih besar pasokan udara dan bahan bakarnya lebih banyak,” tukas Dhidy.


CDI beragam pilihan dijual kisaran RP 500 ribu

Sementara jika mau modifikasi lebih ekstrem, karena sang Satria ingin dipakai ajang balap, tentu ada lagi komponen yang mesti diupgrade. “Cukup banyak dan tentunya biayanya jadi lebih besar,” urai Dhidy. Penggantian kem, piston bore up serta naik stroke bisa dilakukan.

Camshaft alias kem ini, bisa pakai produk aftermarket seperti NMF atau HRP. “Harganya berkisar di atas Rp 1,5 juta untuk NMF sementara untuk barang sekelas HRP bisa ditebus Rp 1 jutaan,” katanya. Soal durasi kem tentu disesuaikan kebutuhan, bisa saja pakai 270 derajat, 290 derajat atau lainnya. “Tergantung kebutuhannya saja,” lanjut Dhidy.


Camsaft ganda pun tersedia versi versi durasi tinggi

Versi efisien karbu PE28

Piston manfaatkan diameter lebih besar pun bisa dilakukan dengan memasang piston Yamaha Scorpio, berdiameter 72 mm, lebih besar dibanding aslinya, 62 mm. Begitu pun pen piston stroker biasanya digunakan agar menaikkan performa di balap.

Knalpot pun begitu, aftermarket yang umumnya digunakan, DBS dan Yoshimura dan Kawahara. Menurut Rini dari F16 Motor di Jln Ciledug Raya, Ciledug, Banten knalpot ini dijual di kisaran harga Rp 325 ribu hingga Rp 1,25 juta. Soal penyalur gas buang ini tak hanya diaplikasi pada Satria untuk balap saja, tetapi tunggangan korek harian pun oke dengan knalpot ini.


sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11468/145/22/Performance-Parts-Satria-FU150-Buat-Harian-dan-Balapan

Modifikasi Simple Satria FU150, Fanatik Racing Style Only!

OTOMOTIFNET - Bagi pemilik hyper underbone Suzuki Satria FU150 yang ogah tampil standar, mo­difikasi simpel bisa jadi solusi. Gak perlu ribet-ribet! Cukup modif sederhana dan mengandalkan part aksesori PnP alias plug and play.

Apalagi part aksesori khusus buat FU membludak di pasaran, jadi mudah mencarinya. Sedikit sentuhan di bagian kaki-kaki dan bodi serta mengaplikasi aksesori PnP, tongkrongan FU dijamin beda dari yang lain.



“Utamanya adopsi aksesori. Sebab buat tampilan, hal itu paling berpengaruh,” ujar Rini dari gerai F16. Aksesori racing style (RS) yang paling jadi favorit yakni setang model racing dan footstep underbone.

Untuk setang pilihannya bervariasi, ada yang posisinya bisa diadjust atau mengandalkan setang bawaan Suzuki Raider (Thailand) yang punya profil lebih pendek. Gunanya? Jelas agar posisi riding lebih merunduk khas motor balap.

Selain itu, aplikasi footstep racing juga gak sulit kok! Dengan posisi kaki yang bergeser ke belakang, riding position dijamin lebih mantaff...!

Namun begitu, pemasangan kedua peranti itu butuh penyesuaian terhadap sang rider! Buat yang belum terbiasa, posisi yang agak merunduk ditambah pijakan kaki yang mundur tadi, bisa membuat rider merasakan pegal di bagian lengan dan bahu. So walau sifatnya hanya sementara yang akan hilang jika sudah terbiasa, buat yang gak fanatik RC, pikir dua kali deh!



Lanjut! Selain peranti tadi, bagian kaki-kaki juga gak kalah penting. Pilihannya dari mengaplikasi pelek jari-jari sampai up-grade bagian sokbreker. Dengan sumbu roda yang agak panjang untuk ukuran motor bebek yakni 1.280 mm, jelas butuh peranti pendukung.

So, gak percuma rasanya kalau performa suspensi standar ikut diup-grade. Selain membuat bagian suspensi tampil beda, handling FU juga ikut terdongkrak. Yang pasti, rebound sok harus menyesuaikan bobot rider. Makin berat sang rider, menuntut rebound sok yang agak keras, begitupun sebaliknya.

Lanjut ke bagian akhir, yakni bodi. Di sektor ini ada beberapa cara bisa diaplikasi agar tampilan FU tambah eye catcing, di antaranya mengaplikasi bodi Suzuki Satria FU Thailand alias Suzuki Raider.

Dengan tampilan cover side leg yang mungil, mesin tegak FU jadi semakin jelas terlihat. Masalah dudukan bodi gak perlu khawatir. Sebab walau bentuknya lebih ramping dan simpel, namun semua posisi baut sama persis.

Mau tetap mengandalkan bodi standar? Boleh aja, tinggal bermain cutting sticker. “Selain lebih murah dari teknik airbrush, kalau bosan bisa gonta-ganti motif,” tutup Dedy dari Nine Works Graphic yang buka gerai di daerah Pondok Pinang, Jaksel ini.

Part Merek Harga
Aksesoris

Setang aftermarket Thailan 300 ribu

orisinal Suzuki Rider 600 ribu

setang adjustable 750 ribu

posh 250 ribu
Footstep NUI Racing 650 ribu

Yoshimura 370 - 475 ribu

Pro 350 ribu
Gas spontan orisinal TZM 130 - 280 ribu
Headlamp Tipe smoke 150 ribu
Bodi

Cutting sticker Nine Works Graphic 400 - 800 ribu
COver side leg dan Cowling Thailand 275 - 475 ribu
Under tail cover Lokal 400 ribu
Striping Decal Studio 150 - 275 ribu
Kaki-Kaki

Sokbreker belakang YSS 450 - 4,5 juta

KTC 1,4 juta

Kitaco 1,3 juta
Sok Upside down aftermarket 2 - 3 juta
Tromol depan model Kawasaki Ninja Ride it 250 ribu
Sumber

Siam Motorsport: 021-98280248 / 536-52224
Raja Motor : 021-7303736
Nine Works Graphic: 021-91125969
F16: 021-73446678

sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11472/145/22/Modifikasi-Simple-Satria-FU150-Fanatik-Racing-Style-Only

Paket Bore Up Satria FU150, Nih Obatnya Kalau Kurang Puas!

OTOMOTIFNET - Sebagian pemilik Su­zuki Satria FU150 pe­nyuka kecepatan me­rasa masih kurang puas sama performa stan­darnya. Maka wajar kalo banyak yang pe­ngin membore-up besutannya. “Yah, ma­nusia kan tak pernah puas,” kelakar Iwan, peng­guna FU150.

Nah, memenuhi kebutuhan itu, FU-mania tentu tak perlu repot-repot. Karena sekarang banyak bengkel yang menawarkan paket untuk mendongkrak kemampuan mesin. Dari yang simpel sampai jor-joran. Jadi tinggal disesuaikan sama budget, ya!

Paddock Speed Clinic (PSC)
Bermarkas di Jl. Lapangan Bola No.35, Kebun Jeruk, Jakbar. Punya 2 paketan yang biasa diminta pelanggan; semi dan full spec. Semua paketan yang tersedia, kudu ganti karbu standar, pengapian dan knalpot.

Biasanya karbu Honda NSR SP berdiameter venturi 28 mm, pengapian CDI programmable atau non-programmable dual band berlabel BRT, porting-polish, piston 68 mm dan knalpot. “Kalau mau lebih ekstrem, tinggal ganti magnet pengapian punya trail tipe SE Yamaha YZF 250, meracik gigi rasionya dan piston ukuran 76 mm,” terang Ando, pemilik bengkel PSC.

Sesuai rumusannya, untuk piston 68 mm dapat mendongkrak kapasitas mesin jadi 177,86 cc dan jika pakai piston bergaris tengah 76 mm, maka volume mesin membengkak jadi 222,17 cc. Gila kan!

Chips Motor (CM)
Menurut Sumantri, bos CM, bore-up bisa jadi solusi penyembuhan penyakit Satria FU di putaran bawah yang kurang galak. “Karbu standar kadang suka telat merespons putaran grip gas, makanya kudu diganti tipe racing berikut CDI nonlimiter dan knalpot aftermarket. Itu obatnya,” katanya.

Untuk otak pengapian, CM pilih CDI BRT tipe dual band, yang punya kelebihan putaran mesin bisa tembus di atas 13 ribu rpm. Proses porting-polish tetap ada, ditambah karbu Honda NSR SP plus knalpot DBS atau CLD. Jika ingin menambah volume mesin, cemplungin deh satu set piston Yamaha Scorpio berikut blok Suzuki Raider 125.

“Hasilnya, kapasitas ruang bakar naik jadi 190 cc. Tapi harus ada kerja sama dengan pemilik motor. Tinggal kita koreksi bagian mana kekurangannya,” ungkap pria yang bengkelnya di Jl. Pos Pengumben Raya No.33c, Jakbar.

Mulia Mitra Motor (MMM)
Kemal, pemimpin bengkel MMM punya ramuan lain. “Inti sebenarnya ada di noken as. Dengan mengubah pola, sudut dan tinggi noken as, maka fungsi buka tutup klep in-out bisa diatur, sehingga peak power akan bergeser pada rpm lebih tinggi,” ujarnya.

Selain itu, pergantian karbu, papas cam, pengapian, piston Honda Tiger dan porting polish wajib dilakoni buat meningkatkan performa mesin. Dengan memperhalus aliran lubang transfer di mesin dan exhaust, bertujuan agar tarikan bawah dan atas seimbang.

“Tapi kalo mesinnya sudah dioprek, enaknya sih knalpot sudah bertipe racing. Sebab, kalau standar dibobok kurang maksimal walaupun bagian dalamnya sudah dioprek,” saran pria di gerainya di Jl. Raya Haji Mencong No 41, Ciledug, Tangerang.





Adrian Motor (AM)
Buat bore-up harian, Fiki Farhan pemilik bengkel Adrian Motor mungkin sudah biasa menangani korekan buat Satria FU. Tapi, ia menyarankan dalam mendongkrak mesin, sebaiknya dipakai di ajang resmi saja.

“Setelah performa tunggangan meningkat, akan lebih terpandang lagi jika menjadi juara di balapan resmi,” kata pria yang buka bengkel di Jl. Raya Jatiwaringin, No.251, Pondok Gede, Bekasi.

Nah, untuk mewujudkannya, beberapa part di dalam paketan yang digunakan berupa karbu SP, CDI BRT, seher High Speed 65 mm, noken as racing dan lainnya. “Terpenting pada saat penyetingan, bisa kita lihat best time-nya berapa dan kita setting ulang spuyer-nya sampai maksimal,” yakinnya.

Sebagian pemilik Su­zuki Satria FU150 pe­nyuka kecepatan me­rasa masih kurang puas sama performa stan­darnya. Maka wajar kalo banyak yang pe­ngin membore-up besutannya. “Yah, ma­nusia kan tak pernah puas,” kelakar Iwan, peng­guna FU150.

Nah, memenuhi kebutuhan itu, FU-mania tentu tak perlu repot-repot. Karena sekarang banyak bengkel yang menawarkan paket untuk mendongkrak kemampuan mesin. Dari yang simpel sampai jor-joran. Jadi tinggal disesuaikan sama budget, ya! • Pidav (codotboros@yahoo.com)

Paddock Speed Clinic (PSC)

Bermarkas di Jl. Lapangan Bola No.35, Kebun Jeruk, Jakbar. Punya 2 paketan yang biasa diminta pelanggan; semi dan full spec. Semua paketan yang tersedia, kudu ganti karbu standar, pengapian dan knalpot.

Biasanya karbu Honda NSR SP berdiameter venturi 28 mm, pengapian CDI programmable atau non-programmable dual band berlabel BRT, porting-polish, piston 68 mm dan knalpot. “Kalau mau lebih ekstrem, tinggal ganti magnet pengapian punya trail tipe SE Yamaha YZF 250, meracik gigi rasionya dan piston ukuran 76 mm,” terang Ando, pemilik bengkel PSC.

Sesuai rumusannya, untuk piston 68 mm dapat mendongkrak kapasitas mesin jadi 177,86 cc dan jika pakai piston bergaris tengah 76 mm, maka volume mesin membengkak jadi 222,17 cc. Gila kan!

PSC (021-93812006)
Porting polish Rp 500.000,
Karbu Honda NSR SP 28 mm, Rp 500.000,
CDI BRT programmable dual band Rp 900.000, Per kopling + kampas kopling Rp 200.000, Piston Kawasaki Eliminator 68 mm Rp 400.000, Knalpot AHM Rp 1.500.000,
Total Rp 4.000.000.
Pengapian Yamaha YZF 250 Rp 4.000.000, Piston JE 76 mm Rp 1.600.000,
Gigi rasio 1 sampai 6 Rp 3.000.000.

CM (0816-4841546)
Porting Polish Rp 300.000,
Karbu Honda NSR SP 28 mm Rp 575.000,
CDI BRT Non-programmable dual band Rp 500.000,
Per kopling CLD + kampas kopling Suzuki RGR Rp 200.000,
Open filter racing Rp 150.000,
Knalpot DBS Rp 1.600.000,
Total Rp 3.325.000.
Piston Yamaha Scorpio + blok Suzuki Raider Rp 1.600.000

MMM (021-9822-1748)
Porting Polish Rp 400.000,
Karbu Honda NSR SP 28 mm Rp 600.000,
CDI BRT Non-programmable dual band Rp 500.000,
Per kopling CLD Rp 150.000,
Piston Honda Tiger Rp 300.000,
Klep in/out Honda Tiger Rp 500.000,
Busi Iridium Rp 100.000,
Knalpot Custom Rp 350.000,
Total Rp 2.900.000.

AM (021-9223-4086)
Porting Polish Rp 200.000,
Karbu Honda NSR SP 28 mm Rp 650.000,
CDI BRT Non-programmable dual band Rp 500.000,
Per kopling CLD Rp 150.000,
Piston High Speed Rp 500.000,
Busi Iridium Rp 100.000,
Shim klep 4 buah Rp 240.000,
Knalpot DBS Rp 1.600.000,
Total Rp 3.940.000


sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11464/145/22/Paket-Bore-Up-Satria-FU150-Nih-Obatnya-Kalau-Kurang-Puas

Ragam Problem Satria FU150, Bagaimana Solusinya?

OTOMOTIFNET - Bebek super berlogo S ini memang anak muda banget, yang cenderung berkarakter sporty dan serbakencang serta tangguh melibas segala medan. Image itu memang telah dibangun oleh generasi Suzuki Satria waktu masih zaman 2-tak.

Eits tunggu dulu! Ternyata ada juga lo problem umum bawaan orok di Suzuki Satria FU 150 (FU) ini. Tapi jangan khawatir, karena semua ada solusinya. Berikut problem umum dan cara mengatasinya. Intip aja langsung. Dijamin di jalan lebih aman!


Gbr 1

Gbr 2

Mesin Brebet di Rpm Rendah
Masalah ini cukup menyebalkan, karena kalau sedang dalam posisi ngantre macet, mesin telat merespon terhadap putaran gas. “Penyebabnya, karena FU menggunakan pilot jet ukuran 12,5. Telalu kecil untuk mesin 150 cc yang berventuri karburator 26,” ujar Muhammad Amin, pemilik sekaligus mekanik SAM Motor di kawasan Pal Batu, Tebet, Jaksel.

Masih ujarnya. “Ubah aja pilot jetnya dengan yang lebih besar. Bisa menebus ukuran 15 (gbr.1), kalau bisa yang orisinal ya! Soalnya ukuran yang presisi sangat mutlak hukumnya di karburator. Kalau enggak presisi, risikonya karburator susah disetting,” ucap mekanik berpengalaman lebih dari 10 tahun ini.


Gbr 3

Gbr 4

Susah Hidup
Terutama setelah kehujanan atau habis dicuci. Pemicunya, jarak sasis dan kepala silinder renggang serta posisi mesin vertikal, air mudah masuk ke tutup busi dan busi. Alhasil air juga bisa masuk langsung ke silinder head (gbr.2). Tambah lagi desain di sekitar lubang busi di kepala silinder ada got/lubang pembuangannya.

Jangan lupa di bawah sambungan knalpot ada lubang buat pembuangan air dari got tersebut. Sehingga mesti dibersihin/dicek dan jangan sampai ada kotoran yang menyumbatnya.

Kalau sudah telanjur kotor/tersumbat, solusinya disodok saja pakai kunci L-4 (gbr.3). Kalau sudah tidak tersumpal, tinggal manfaatkan semprotan angin kompresor untuk membersihkannya.

Ada Suara Berisik
Umumnya terdengar dari head dan blok kiri. Kalau urusan yang satu ini, gak salah dan tak bukan disebabkan oleh keteng yang mulur. Umumnya masalah terdapat pada tensioner keteng. Lantaran usia pakai sudah lama, ketegangannya jadi berkurang.

“Eits, jangan terapkan metode lama yang dilas ujungnya terus ditambah baut ya, karena malah akan memperpendek umur keteng. Solusinya dengan mengganti per tensioner (gbr.4) dengan yang lebih keras,” tutup Amin.


sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11475/145/22/Ragam-Problem-Satria-FU150-Bagaimana-Solusinya

Settingan Klep Satria FU150, Renggang Lebih Kencang?

OTOMOTIFNET - Kepala silinder Satria FU boleh dibilang cukup canggih. Bagaimana tidak, sudah menganut sistem DOHC (double overhead camshaft) dengan 4 katup di kepala silindernya. Tentunya tak seperti mesin konvensional biasa di dalamnya.

Dengan teknologi ini masing-masing kem hanya fokus pada dua buah klep, baik untuk inlet maupun katup exhaust. Sehingga bukaan katupnya pun lebih konstan hingga putaran atas, karena tiap kem hanya mengatur posisi katup masuk atau keluar saja.


Mesin DOHC dengan kem per katup masuk/buang

Bentuk klep tak beda dengan mesin konvesional

Tak heran penyetelannya pun tak biasa. Tetapi menggunakan shim yang memiliki beberapa ketebalan. “Ketebalan shim ditentukan oleh kedalaman got pada katupnya,” terang Marsell dari King Bee Racing, di kawasan Puri Kembangan, Jakbar. Jadi, kalau gotnya dalam, berarti menggunakan shim lebih tebal.

Tetapi untuk kondisi standar, penyetelan celah klepnya disetel 0,2 mm untuk masuk dan 0,3 pada katup buang. “Setelan ini standar untuk Satria FU, berbeda dengan motor bebek biasa yang dipatok pada 0,7 mm,” terang Aji dari Suzuki Meruya Ilir, Jakbar.

Lalu apa sih bedanya kalau motor digunakan untuk sehari-hari dan untuk perjalanan jauh seperti turing? Keduanya kompak bahwa setelan klep lebih renggang membuat tarikan lebih enak. “Shim-nya bisa disesuaikan, seperti pada motor ini, standar menggunakan 202 dan 180,” terang Aji.


Shim menentukan celah

Kondisi standar, 0,2 mm (in) dan 0,3 mm (ex)

Ditambahkan oleh Marsell, memang terkadang mesin anyar dari pabrik pun masing-masing memiliki setelan yang berbeda. Hal ini diamini oleh Aji, sehingga settingan-nya pun berbeda pula, terangnya.

Marsell memiliki kiat sendiri untuk menentukan celah klep dan memilih shim yang pas untuk setelan Satria FU ini. “Sebaiknya, agar lebih presisi, perlu dibuka dulu kepala silindernya dan diperhatikan. Tetapi sebelum dibongkar, perhatikan dulu celah yang ada sebelumnya,” ujarnya.

Kemudian, setelah diketahui celahnya, baru deh bisa menentukan ketebalan shim yang akan dipakai sebagai pilihan berikutnya. Pasalnya got klep menurut Marsell belum tentu sama antara mesin Satria FU yang satu dengan yang lain, seiring pemakaian dan perawatan masing-masing tentunya.

sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11476/145/22/Settingan-Klep-Satria-FU150-Renggang-Lebih-Kencang

Part Substitusi Satria FU150, Kepepet Atau Kemampuan?

OTOMOTIFNET - Penggantian spare-part tak harus pakai barang asli bawaan motor. Kalau kondisi terpaksa, misal stok sedang kosong, maka bisa dicari padanannya. Bisa juga dipilih lantaran punya kemampuan lebih baik dibanding standar. Seperti terjadi di Suzuki Satria FU150 berikut ini.

Per Kopling
Agar akselerasi lebih nendang, mekanik sering melakukan pergantian per kopling (PK) (gbr.1) standar, dengan yang lebih keras atau part racing. Untuk part ini, bisa mengaplikasi kepunyaan Suzuki Satria 120R atau racing.


Gbr 1

Gbr 2

Harga masih tergolong murah ketimbang FU, sekitar Rp 55 ribu satu setnya. “Karena bentuk hampir sama, pemasangannya bisa dikerjakan sendiri, kok!,” kata Nasrudin Kamil, dari bengkel Ondol’s Selatan Motor, di daerah Kostrad, Jaksel.

Kampas Kopling

Biasanya pakai punya Suzuki RGR 150 (gbr.2), Thunder 125 atau TS 125. Kampas alternatif ini dipilih karena ekonomis dan tahan lama. Harga orisinalnya (SGP) RGR 150 Rp 65 ribu per lembar. Kalau milik Satria FU Rp 50 ribu per lembar.

“Dimensi semua kampas sama! Pokoknya tinggal pasang,” beber Kahfi Wijaya, mekanik K-22 Motor, di Jl. Gandaria IV, Jagakarsa, Jaksel. Perbedaan di permukaan kampas. Punya Thunder 125, RGR 150 atau TS 125 lebih lebar hampir dua kali dibanding Satria F-150.


Gbr 3

Gbr 4

Kampas Rem Depan-Belakang
Alternatifnya buat bagian depan bisa adopsi milik Kawasaki Kaze atau Ninja 150R. Karena selain bentuk sama, kampas lebih tebal. Bahannya juga empuk. Harga memang agak mahal dari FU (Rp 25 ribu), punya Kaze dijual Rp 45 ribu.

Di belakang bisa mengambil dari Honda Supra X 125. Di toko onderdil kampas rem belakang Supra X 125 dihargai Rp 52 ribu. “Tapi masa pakainya bisa tahan lama, karena tebalnya,” ujar Chumil, sapaan dari Nasrudin Kamil.

Jarum Pelampung

Peranti ini mulai aus (gbr.4)? Mengatasinya, “Bisa pakai bawaan Suzuki Smash yang dibanderol Rp 40-50 ribuan. Lebih murah Rp 20 ribu dari bawaan asli FU yang dijajakan Rp 65 ribuan,” sahut Chumil.

Daftar Harga:
Per kopling Satria 120 R RP 55 ribu
Kampas kopling RGR 150 Rp 65 ribu per lembar (SGP)
TS 125 & Thunder 125 Rp 5 - 10 ribu per lembar
Kampas rem (depan) Kawasaki kaze Rp 45 ribu
(belakang) Honda Supra X 125 Rp 52 ribu
Jarum pelampung Suzuki Smash Rp 20 ribu
Bengkel
Ondols Selatan Motor: 021-99812138
K-22 Motor : 021-97797033

sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11471/145/22/Part-Substitusi-Satria-FU150-Kepepet-Atau-Kemampuan

Mix and Match Part Performa Suzuki Satria FU150

OTOMOTIFNET - Suzuki Satria FU150 bisa dibilang ayam jago yang cukup fenomal di kalangan pencinta kecepatan. Dengan mengusung dapur pacu tegak plus teknologi DOHC, kedahsyatan performanya sangat diacungi jempol. Tak heran kalau hyper underbone andalan pabrikan berlambang S ini laku keras di pasaran dan jadi penyumbang terbesar PT Suzuki Indomobil Sales selaku ATPM Suzuki Tanah Air.

Pembelinya kebanyakan kawula muda yang suka akan kecepatan. "Standarnya aja udah kencang banget," kagum Juniardi, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Depok, Jabar yang 6 bulan lalu memutuskan untuk menebus motor ini.


CDI LEK step 2, indikator kecepatan dan putaran mesin tetap berfungsi

PE28 pakai pilot jet ukuran 45 lantaran karbu gak pakai filter dan knalpot menuntut suplai gas banyak di putaran bawah

Knalpot Ahau Motor, bisa untuk standaran hingga bore-up

Namun uniknya, masih saja banyak pemilik Satria yang masih enggak puas sama performa standarnya. Lalu sederet part pendongkrak tenaga pun diburu. Gak peduli meski banderolnya lumayan ‘menggigit', tetap saja dicapit. Kepiting kali dicapit, hehehe!

Nah, beberapa ramuan yang kerap diaplikasi, tanpa mengorek mesin, antara lain menukar knalpot standar pakai jenis free flow, ganti karbu tipe velocity monoblock alias yang skep langsung ditarik kabel gas serta pemakaian otak pengapian unlimiter.

"Ketiga item part itu sebenarnya sudah lumayan bikin lari Satria FU makin ngacir. Bisa dongkrak tenaga hingga 3-4 dk ," bilang Rudy Sukiman alias Ahau, juragan Ahau Motor (AM) di Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok. Untuk membuktikannya, AM coba kasih ramuan andalannya. Diterapkan di Satria FU standar keluaran 2006.

Part-partnya antara lain sebagai berikut. Untuk saluran gas buang, dipercayakan produk dewek (merek Ahau Motor) yang tebuat dari stainless steel. Harga eceran tertingginya Rp 900 ribu. "Bisa buat FU standar hingga bore-up," bilang Ahau.

Lalu otak pengapian pakai merek impor, yaitu LEK step 2 asal Thailand yang di pasaran dilego sekitar Rp 1 - 1,3 juta. Meski jenis kurvanya single map, CDI ini cukup banyak diandalkan para Satrior (sebutan untuk pemilik Satria yang suka kecepatan) lantaran cukup terbukti keandalannya. Putaran mesin bisa digeber mentok kalo pakai CDI ini.

Terakhir, karburator diganti pakai punya NSR SP, yaitu PE28. "Tapi jika pakai karburator ini, filter udara standar tak bisa lagi digunakan. Jadi, karburatornya nanti open filter," terang Rusli, mekanik AM. Banderol PE28 di pasaran sekitar Rp 550 ribu. Oh iya, untuk kombinasi knalpot Ahau Motor plus CDI LEK, AM menyarankan spuyernya mesti disetting ulang. Kombinasi pilot jet dan main jetnya yaitu 115/42.

Sebagai ajang pembuktian, OTOMOTIF diberi kesempatan mengukur akselerasinya pakai performance test merek Race Logic buatan Inggris. Tentu hasilnya dibanding dengan akselerasi Satria FU standar pabrik yang sudah diuji terpisah sebelumnya. Hasilnya, silakan lihat tabel hasil tes akselerasi.

Ahau Motor: 021-71628889

Tabel hasil pengukuran akselerasi

Akselerasi Standar Knalpot+CDI+Karbu PE28
0-60 km/jam 5,1 detik 4,1 detik
0-80 km/jam 8,1 detik 7,0 detik
0-201 m 11,8 detik 10,2 detik
0-402 m 19,5 detik 17,1 detik
Top speed 120 km/jam 135 km/jam

sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11466/145/22/Mix-and-Match-Part-Performa-Suzuki-Satria-FU150

Aplikasi Karburator VM di Suzuki Satria FU150

OTOMOTIFNET - Suzuki Satria FU150 mengusung karburator jenis vakum, yakni Mikuni BS26. Cara kerja pengabut bahan bakar jenis ini, skep karbu bekerja naik turun berdasarkan tingkat kevakuman di ruang bakar. Bukan mengikuti putaran grip gas seperti halnya karbu jenis skep langsung atau velocity monoblock (VM).

Memang sih keunggulannya, efisiensi bahan bakar jadi lebih baik atau irit. Namun responsivitas terhadap akselerasi motor jadi berkurang. Itu lah sebabnya banyak pemilik Satria FU yang menukar pemasok campuran gas ke ruang bakar tersebut pakai jenis skep langsung.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Pilihannya di pasaran ada beberapa produk. Misal pakai karbu milik RX-King yang diameter venturinya sama dengan bawaan Satria, yakni Mikuni VM26 mm. Untuk mesin standar dengan knalpot masih bawaan pabrik, kombinasi spuyer yang digunakan jika pakai karbu ini adalah 22,5 (pilot jet) dan 150 (main jet).

Namun menurut beberapa mekanik yang kerap menangani motor ini, pemakaian karbu RK-King di FU150 ternyata tidak segampang yang dikira. Bukan soal cara pasangnya lo. "Kalau pasangnya sih tinggal plek tanpa perlu ganti karet manifold. Ini nyetting-nya yang susah. Makanya belakangan karbu ini udah jarang yang pakai," bilang Hasan Basri, bos Hasan Motor (HM) di Jl. Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakbar.

Opsi lain, yakni Keihin PE28 (gbr.1) punya Honda NSR SP. Produk ini di pasaran cukup mudah ditemui. Banderolnya pun tergolong bersahabat di kantong anak-anak muda, terutama pelajar. Yaitu sekitar Rp 550 ribuan. "Karbu ini bisa dibilang karbu sejuta umat. Banyak sekali yang pakai," bilang Rere, mekanik Ahau Motor (AM) di kawasan Kelapa Dua, Depok, Jabar.

Untuk pasang di Satria FU pun gak perlu ganti karet intake manifold standar. "Walau diameter venturinya 28 mm (lebih besar 2 mm dari karbu standar), masih bisa kok dijejali ke intake manifold bawaan motor (gbr.2)," terang Rusli yang juga mekanik AM.

Tapi, lanjut Kuda (sapaan akrab Rusli), jika pakai PE28 kabel gas mesti diganti. "Gak bisa lagi pakai kabel gas standar. Boleh pakai kabel gas Shogun 125 atau bila perlu sekalian ganti gas spontan (gbr.3)," sarannya.

Selain itu, karena moncong karbu yang menghadap filter udara lebih gede dibanding karbu standar, otomatis filter karbu bawaan motor juga gak bisa lagi dipakai. "Untuk part ini bisa diganti pakai filter karbu racing guna menghindari kotoran masuk ruang bakar. Misal produk TDR, K&N dan lainnya," timpal Hasan.

Oh iya, kata Hasan yang mantan mekanik bengkel resmi Suzuki, untuk Satria FU standar yang masih menggunakan knalpot es-te-de, kombinasi spuyer (gbr.4) jika mengaplikasi PE28, yakni pilot jet pakai ukuran 38 dan main jetnya 115. Namun jika knalpot diganti jenis free flow, cukup pilot jetnya saja yang dinaikkan 1-2 step jadi 40 atau 42.

Dari hasil pengukuran akselerasi yang OTOMOTIF lakukan, penggunaan karbu PE28 dengan kombinasi spuyer 38/115 (pj/mj) pada Satria FU gres 2010 yang knalpot dan mesinnya masih standar pabrik, peningkatan percepatannya lumayan lo. Akselerasi bawah juga terasa lebih responsif.

Terbukti untuk menempuh jarak 0 - 210 meter yang semula diraih dalam waktu 11,8 detik (standar full), setelah pakai PE28 jadi 11,0 detik. Sementara pada jarak tempuh 0 - 402 meter yang standarnya butuh waktu 19,5 detik, terpangkas jadi 18,6 detik.

sumber : http://www.otomotifnet.com/otonet/index.php/read_tematis/0000/00/00/11465/145/22/Aplikasi-Karburator-VM-di-Suzuki-Satria-FU150