Sabtu, 31 Juli 2010

Ubah Pelek Palang Menjadi Jari-Jari di Satria FU150


Sumber :http://otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=tematis/Content/0/1/1/7/11474/&tp=vconten&idtm=11474

Banyak alasan, kenapa pemilik Suzuki Satria FU150 mengubah bagian rodanya yang semula pakai pelek palang jadi jari-jari. Ada yang mau sekadar bikin tampil beda dan keren, ada pula yang bilang demi mengantisipasi pelek standar yang kerap bermasalah.

Ah, apapun alasannya, terserah Anda. Pastinya, di sini kami bahas pasang ‘sikil’ model jari-jari sebagai alternatif yang part-nya banyak bertebaran di toko aksesori motor. Simak yauw!



Teromol
Beragam jenis mulai dari buatan aftermarket sampai copotan dari motor lain bisa diaplikasi. Bagi yang mau kanibal dari motor lain, bisa pakai teromol Suzuki Shogun, Smash, Yamaha Mio dan Honda Karisma. “Masalah harga bervariasi tergantung jenis teromol yang mau dipakai. Sebagai gambaran harganya yakni Rp 50-105 ribu (depan), dan Rp 70-140 ribu untuk teromol belakang,” imbuh Khober dari bengkel Bucos.

Eits, pemasangan teromol depan gak bisa sembarangan! Sebab harus mengikuti kontruksi dari diameter sokbreker depan. Dengan begitu, pemakaian bos tambahan di sisi samping teromol wajib dilakukan. Tapi gak susah kok, tinggal minta bantuan tukang bubut untuk membuat bos selebar jarak dari teromol ke sokbreker.



Pelek
Tersedia berbagai merek, ukuran dan warna. Yang jadi favorit, merek TDR, CLD, TK dan Champ. Merek-merek itu juga punya kelebihan masing-masing. “Masalah harga, tiap ukuran dibanderol berbeda, misal antara ukuran 1,20 X 17, 1,40 X 17 dan 1,60 X 17 harganya beda-beda tipis” bilang Rachmat Hidayat, penggawang bengkel Al-Yamin Speed Shop sembari bilang, harga dibuka di kisaran Rp 100-300 ribu/piece. “Murah ataupun mahal, tergantung merek dan ukurannya,” tambahnya lagi.

Jari-Jari
Peranti penguat pelek ini juga wajib dipasang. Sebab part berbentuk seperti lidi ini merupakan syarat utama pelek jari-jari bisa berfungsi maksimal. Iya dong!

Soal kualitas, jari-jari juga berpengaruh pada kekuatan pelek itu sendiri. Untuk masalah tipe, yang jadi favorit yakni bawaan standar pabrik dan tipe stainless. Untuk tipe standar dijual sekitar Rp 15 ribu/pelek. Sedang yang stainless, yakni sekitar Rp 25 ribu/pelek.

Daftar harga


Pelek
Ukuran
Harga
TK
1,20x17
200 ribu

1,40x17
215 ribu

1,60x17
235 ribu
Champ
1,20x17 120 ribu

1,40x17 135 ribu

1,60x17 145 ribu
Ride It
1,20x17 250 ribu

1,40x17 250 ribu

1,60x17 250 ribu
TDR
1,20x17 220 ribu

1,40x17 255 ribu

1,60x17 275 ribu
Jari-Jari
Harga

Biasa
15 ribu / pelek

Stainlees (Kitaco)
25 ribu / pelek
Tromol depan


Mio
100 ribu

Smash
80 ribu

Shogun
80 ribu

Kharisma
80 ribu

Tromol belakang


Shogun
150 ribu

Aftermarket
300 ribu

Sumber


Al-Yamin Speed Shop: 0819-32653838
Bucos: 0816-1164063 / 021-93856823
Dodo Racing: 021-734556555


menaikkan volume silender serta kompresi

No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi

1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1

2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1

3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 124.5 cc 11.5 : 1

4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1

5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 1

6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 : 1

7. Yamaha Jupiter z 51.0 x 54.0 mm 110.3 cc 9.3 : 1

8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm 135 cc 10.9 : 1

9. Yamaha Vixion 57 x 58,7 (mm) 149.8cc 10.4 : 1

10.Yamaha Scorpio Z 70 x 58 mm 223cc 9.5 : 1

11. Yamaha RX King 58 x 50 mm 132cc 7.1 : 1

12. Yamaha RXZ 56 x 54 mm 133cc 7.0 : 1

13. Yamaha F1Z 52 x 52mm 110.4cc 7.1 : 1

14. Yamaha Alfa 50 x 52mm 102.1 cc 7.2 : 1

15. Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1

16. Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1

17. Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1

18. Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1

19. Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1

20. Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1

21. Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1

22. Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1

23. Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1

APA ITU RASIO KOMPRESI?

Para engineer atau tuner kerap memfokus diri dalam tuning mesin 4 tak menuju langsung pada cylinder head. Salah satunya adalah, ruang bakar, atau bahasa jawanya combustion chamber

So… apa kaitan ruang bakar dengan tenaga? Oh pasti ada… besaran ruang bakar ini nantinya akan sangat menentukan dalam tugas menampung emulsi udara-bahan bakar yang sudah dihisap oleh piston kemudian dipadatkan di kubah ini sebelum akhirnya diledakkan busi.

pernah dengar orang berkomentar tenaga mesinnya semakin padat…? Yup, bisa jadi karena memang combustion chamber dapat dimanfaatkan dengan optimal. Kubah ruang bakar tentu memiliki volume sendiri, sedangkan kapasitas mesin merupakan volume pembanding. Seberapa banyak volume kapasitas mesin mampu dipadatkan di ruang bakar hingga seper-sekian bagian inilah yang disebut rasio kompresi.

Contoh sebuah mesin bebek dengan kapasitas mesin 100 cc, sedangkan volume ruang bakar adalah 10 cc dimasukkan dalam rumusan rasio kompresi adalah

(Kapasitas mesin / Volume ruang bakar ) + 1

= (100 / 10 ) + 1

= 10 + 1

= 11 : 1

Yahhh itu mah rumus sederhana aja, kalo mau rumus ribet coba cari di wikipedia, kompresi rasio dihitung pake rumus…

, dimana

b = diameter piston

s = panjang stroke

Vc = volume ruang bakar + volume paking cylinder head.

Ini adalah rumusan minimum, kalau mau lebih detail sebenarnya volume pembanding tidak hanya ruang bakar, melainkan juga : Cylinder Head Combustion Chamber, Tebal Gasket, Deck Clearance, Ring Kompresi terhadap Piston, Dan Dome Piston. Huahahahaha… Ini nih kepusingan berawal
Mau dihitung satu-satu? Capee… deh, coba bayangin kita pakai piston Izumi high dome dengan coakan klep dalem, hitung berapa volume jenong pistonnya…? Mending ngisep rokok sambil ngopi daripada botak mikir itu hehehehe…

Teknik menghitung seperti wikipedia yang ribetz ni ga selamanya efektif, bagaimana jika piston memiliki permukaan highdome, ada yang bisa menghitung volumenya, yah… walaupun bisa tapi kok ya menyusahkan diri sendiri seandainya piston seperti foto dibawah ini

Lebih baik ketika blok dan cylinder head terpasang, posisikan piston pada TMA, lepas lubang busi kemudian suntikkan cairan untuk mengukur volume ruang bakar. Inilah rumus ruang bakar riil dibandingkan yang harus mengukur dan menghitung satu per satu.

Cara menghitung volume kapasitas mesin

Volume Mesin = ( Phi * Bore * Bore * Stroke ) / 4,000

keteranagan :

- Phi adalah konstanta bernilai 3.1416
- Bore adalah diameter lebar piston dalam satuan milimeter
- Stroke adalah langkah piston bergerak dari TMA ke TMB dalam satuan milimeter
- Volume mesin akan diperoleh dalam satuan centimeter cubic alias CC

Contoh, sebuah mesin dengan diameter piston 53.5mm, serta panjang langkah piston 54mm, akan memiliki Volume Silinder sebesar 121.4 CC

Nah setelah kapasitas mesin didapat, baru ukur volume kubah ruang bakar, finally diukur deh rasio kompresinya.


Mendapatkan Rasio Kompresi tinggi

Meningkatkan kompresi adalah sebuah cara paling efektif dan mudah untuk meningkatkan keluaran tenaga pada mesin naturally aspirated (non-Turbo). Namun, kita tentu saja tidak bisa langsung meningkatkan kompresi tanpa memikirkan batasan bahwa semakin tinggi nilai kompresi maka bahan bakar yang dibutuhkan mesin juga harus beroktan tinggi.
Jika anda bisa memperoleh racing fuel, maka mainkan rasio kompresi hingga diatas 15 : 1, bahkan kamu bisa pakai rasio lebih tinggi jika memakai alcohol, ingat Drag NHRA yang mobil dragnya mirip formula, tuh semua pada pemabok heheheh.. kan mimik alkohol. Kumat ngelantur…
Papas noken as, timing dan durasi, airflow, volumetric efisiensi, aliran di porting, dan banyak kombinasi dari berbagai faktor berpengaruh besar terhadap kompresi dan sang maut yang mengancam nyawa mesin – DETONASI -

Detonasi

Dapat dipahami sebuah kondisi yang menyebabkan bahan bakar meledak – bukan terbakar dengan cepat – Parah! Biasa terjadi pada mesin dengan beban tinggi dan kecepatan tinggi, kerusakan detonasi bisa mengalahkan bearing-bearing seperti di kruk as yang jika sudah tidak balance bisa-bisa melintir tuh kruk as.
Kecepatan bahan bakar normal berada pada 23 – 56 meter tiap second. Semakin tinggi nilai oktan, semakin lambat kecepatan rambatnya. Sebuah percikan busi membutuhkan waktu 0.003 detik untuk melakukan sebuah pembakaran sempurna, jadi bisa menghitung kan berapa RPM batasan mesin.